Sebuah Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau yang bisa disingkat menjadi LPEI ini menegaskan bahwa mereka akan terus memberikan sebuah dukungan yang penuh untuk siapa pun yang ingin menjadi seorang eksportir, baik itu individu ataupun para pelaku usaha.
Sebagai SMV atau Special Mission Vehicle dari Kementerian Keuangan yang sudah berdiri berdasarkan dengan UU No.2 tahun 2009, serta bersifat sovereign. LPEI Indonesia berkomitmen agar terus memberikan sebuah pendampingan dan pelatihan untuk para pelaku usaha, termasuk juga UKM atau usaha kecil menengah yang ada di berbagai daerah.
“LPEI akan siap membantu siapa pun yang ingin menjadi bagian dari eksportir. Dalam sebuah kerangka bisnis milenial, LPEI juga mendorong sebuah start up guna menjadi UMK yang stabil sampai nantinya menjadi seorang pengusaha yang berorientasi di ekspor” ujar dari salah satu Direktur Pelaksana II LPEI yaitu Djoko Retnadi, dalam salah satu acara yang bernama Webinar Inovasi UMKM Milenial di Era Pandemi.
Seperti yang sudah disampaikan oleh Djoko Retnadi bahwasanya LPEI Indonesia ini sebagai SMV yang mempunyai tugas untuk memberikan pembiayaan baik itu di dalam negeri ataupun di luar negeri, jasa konsultasi, asuransi dan juga penjaminan.
Salah satu program dari Jasa Konsultasi yang LPEI miliki yaitu CPNE atau Coaching Program for New Exporters ini merupakan sebuah program guna untuk memberikan pelatihan bagi para calon eksportir tentang salah satu kegiatan ekspor secara keseluruhan. Di mulai dari sebuah penjelasan tentang bisnis ekspot, mendampingi sampai nantinya sudah bisa untuk melakukan ekspor langsung mandiri atau secara langsung.
Djoko Retnadi juga mengatakan bahwa “Jasa Konsultasi ini sejak dari tahun 2015 sampai bulan September tahun 2020 lalu sudah berhasil menciptakan 59 lebih para eksportir yang baru, membantu para Usaha Menengah Berorientasi Ekspor sekitar 240 pelaku usaha agar bisa masuk ke dalam Globar Marketplace. Dan juga meningkatkan sebuah capacity building ke dalam bentuk program dari Desa Devisa, termasuk juga untuk membantu 17 community development”.
Pada tahap yang berikutnya, salah satu program CPNE dari LEPI ini secepatnya akan diselenggarakan secara virtual yaitu berupa pelatihan eksor tematik, kursus untuk para calon eksportir yang baru, dan juga melakukan sebuah pertemuan secara daring untuk para alumni dari program CPNE serta adanya sebuah pelatihan ekspor secara rutin.
Dan diharapkan juga dengan adanya sebuah digitalisasi CPNE serta LPEI ini akan bisa menjangkau para peserta sampai ke seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Selain mempunyai sebuah program Jasa Konsultasi LPEI juga melakukan program yang lain, yaitu program Marketing Handholding atau MH yang akan memberikan sebuah pendampingan secara intensif guna untuk pemasaran produk dari para UKM mitra binaan LPEI agar bisa membuka pasar yang ada di luar negeri dan juga meningkatkan nilai ekspornya.
Program yang satu ini juga sudah berhasil pada saat tahap pertama, sebuah Program MH yang ada di dalam tahap pertama ini terdapat sekitar 44 UKM dengan klaster rempah-rempah, kelapa dan turunannya serta buah dan juga sayur. Produk-produk tersebut nantinya akan ditawarkan lewat Marketplace. Dan selanjutnya pada sebuah program MH di tahap ke dua, sudah ada sekitar 20 UKM dengan klaster furniture dan juga handicraft sama-sama dipasrkan lewat Marketplace. Sedangkan pada tahap yang ketiga ada sekitar 30 UKM dengan klaster makanan dan minuman, cokelat, kopi, teh dengan pemasarannya melalui market yang sama.